CINTA
oleh : Acep K. Hidayat Susanto
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Hidup tanpa cinta akan sia-sia, tanpa cinta berart kematian dan kematian tanpa cinta adalah kerugian besar, bahkan seorang penyair kondang mengungkapkan bahwa jika tidak ada cinta agama dan segala aturannya ibarat kumpulan bayangan bisu. Namun sebaliknya, jika diperkuat dengan cinta, ia akan menjelma menjadi pengatur di dunia semesta. Cinta tidak mengenal cepat atau lambat, tidak mengenal jauh atau dekat, cinta membuat gunung selembut salju dan membuat jantung berdebar cepat.
Ada cinta maka manusia ada. Cinta itu manis bagai gula. Karena cinta, dunia begitu indah. Hujan dengan dinginnya dan matahari dengan panasnya akan menjadi sahabat atas nama cinta. Dalamnya lautan dan luasnya samudra menjadi tak berarti karena cinta. Cinta membuat manusia membuat gedung pencakar langit dan terbang menggapai bintang serta mampu menembus bumi. Karenanya cinta mampu membuat karya spektakuler yang dikenang sepanjang masa. Cinta juga yang mempengaruhi manusia membangun sebuah peradaban dan menciptakan karya-karya (penemuan-penemuan) monumental. Cinta membuat semuanya menjadi mungkin. Itulah cinta yang menjadi rebutan manusia sepanjang masa.
Cinta merubah pribadi seseorang dalam sekejap mata. Cinta membuat muka masam jadi berseri, kantong tipis jadi serasa tebal, dan penakut menjadi pemberani. Cinta yang menyebabkan seseorang tidak merasakan sakit, derita menjadi jalan keluar bahkan yang membuat seseorang menjadi kuat ditengah himpitan hidup yang menderita. Itulah cinta, ibarat bensin yang mampu menggerakan mesin. Ibarat angina yang mampu bergerak super elastis. Ibarat matahari yang mampu menerangi alam semesta. Cinta adalah nafas kehidupan.
Tapi karena cinta, manusia merintih dan menangisi hidup sepanjang masa. Atas nama cinta seseorang tega mengakhiri hidup secara tragis; terlentan di rel kereta api, minum racun dan menjerat lehernya sendiri. Cinta meledakkan peperangan dimana-mana. Atas nama cinta seseorang tega membunuh sesama dan memicu kerusuhan yang menghanguskan ribuan rumah . itulah cinta yang menjadi kambing hitam.
Sepanjang sejarah mansia, cerita-cerita yang menggambarkan tentang cinta menghiasi lembaran sejarah bahkan tak jarang menjadi sebuah cerita yang melegenda. Hal ini membuktikan betapa kedudukan cinta memiliki peranan yang sangat penting dalam kehidupan manusia.
Cinta memang mengandung seribu satu misteri. Terkadang kita bertanya-tanya, Apa sesungguhnya cinya itu? Bagaimana proses mencari cinta? Seberapa besar pentingnya cinta dalam kehidupan? Apa saja dampak yang ditimbulkan dari cinta? Dan lain sebagainya. Berdasarkan hal tersebut diatas, perlu kiranya membahas dan mengupas tuntas segala hal yang menyangkut cinta terutama bagi para remaja, supaya kita tida salah mempersepsikannya dalam kehidupan. Oleh karena itu sengaja penulis mengambil judul “MANUSIA DAN CINTA KASIH’ dengan harapan dapat memberi seberkas sinar bagi khazanah pengetahuan kita tentang cinta, baik dalam pengertian umum maupun pengertan khusus.
1.2. Rumusan Masalah
Bertolak dari uraian Latar belakang diatas, maka untuk memperjelas orientasi pembahasan masalah yang dibahas dirumuskan sebagai berikut :
1. Apakah makna cinta kasih yang sebenarnya ditinjau dari makna secara umum maupun secara khusus.
2. Apasajakah faktor-faktor yang dapat membentuk cinta dan dampak –dampaknya.
3. Bagaimanakah pandangan remaja baik terhadap cinta maupun terhadap seks yang sering ditimbulkan akibat reaksi dari proses cinta remaja termasuk aplikasi sebenarnya dari pengertian cinta yang mereka ketahui.
4. Bagaimana dan apasajakah problem yang sering muncul akibat cinta, termasuk dampak positif dan negatifnya.
1.3. Tujuan Penulisan
Makalah ini bertujuan untuk mengetahui :
1. Makna dari cinta kasih yang sebenarnya ditinjau dari makna secara umum maupun secara khusus.
2. Faktor-faktor yang dapat membentuk cinta dan dampak – dampaknya.
3. Pandangan remaja baik terhadap cinta maupun terhadap seks yang sering ditimbulkan akibat reaksi dari proses cinta remaja termasuk aplikasi sebenarnya dari pengertian cinta yang mereka ketahui.
4. Problem yang sering muncul akibat cinta, termasuk dampak positif dan negatifnya.
1.4. Sistematika Penulisan
Penulis dalam menyusun makalah ini membagi sistematika penulisan menjadi 3 bab, dimana setiap bab memuat beberapa sub bab, yaitu :
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah
1.2. Rumusan Masalah
1.3. Tujuan Penulisan
1.4. Sistematika Penulisan
BAB II MANUSIA DAN CINTA KASIH
2.1. Makna Cinta Kasih
2.2. Faktor Pembentuk Cinta
2.3. Remaja, Cinta dan Seks
2.3.1. Tentang Remaja
2.3.2. Pandangan Remaja Terhadap Cinta dan Seks
2.3.3. Aplikasi Cinta (Antara Cinta dan Pacaran)
2.4. Problematika cinta
BAB III KESIMPULAN DAN SARAN
3.1. Kesimpulan
3.2. Saran
BAB II
MANUSIA DAN CINTA KASIH
2.1. Makna Cinta Kasih
Cinta dapat diartikan sebagai kasih-sayang, rasa kasih dan asmara. Kasih sayang diartikan sebagai perasaan sayang, perasaan cinta atau perasaan suka kepada seseorang[1].
Sedangkan Para ahli tasawuf berpendapat bahwa cinta itu meliputi ilham, pancaran, dan luapan hati. Cinta itu sebenarnya tidak dapat diberi batasan dan tidak dapat didefinisikan bahkan tidak dapat dijelaskan hakekat dan rahasianya. Menurut mereka cinta dapat didefinisikan hanya dengan kata-kata saja, tidak lebih. Tapi menurut kebanyakan orang, cinta itu sulit untuk diungkapkan dengan kata-kata. Adapun untuk mengetahui makna dan hakikatnya secara lengkap dan menyeluruh, maka hal itu diluar kemampuan manusia, karena cinta itu hanya dapat dirasakan tapi tidak bisa disifati, dapat dimengerti tapi tidak dapat didefinisikan.
Jika seorang laki-laki membedakan seorang wanita dari wanita lain, itulah cinta. Dan jika wanita tidak mempengaruhi seorang laki-laki seperti seorang wanita mempengeruhinya, itulah cinta. Jika seorang laki-laki membedakan wanita bukan karena paling cantik, paling cerdas, paling tepat, dan bukan karena lebih utama untuk dicintai, itulah cinta[2].
Menurut Khalil Gibran cinta adalah keindahan sejati yang terletak pada keserasian spiritual. Cinta adalah satu-satunya kebebasan di dunia ini karena ia begitu tinggi mengangkat jiwa, dimana hukum-hukum kemanusiaan dan kenyataan alam tidak mampu menemukan jejaknya.
Cinta berarti memberi bukan menerima. Cinta jauh dari memaksakan kehendak. Cinta tidak menuntut tetapi menegaskan dan menghargai. Cinta tidak akan pernah tercipta selagi kita belum bisa menerima perbedaan[3].
Cinta adalah penyatuan rasa rindu di hati. Cinta merupakan perkara mulia yang menguasai jiwa dan perasaan, tidak berdasarkan kesenangan syahwat manusia. Cinta tidak untuk bersenang-senang secara fisik.
Menurut para psikolog, cinta adalah himpunan nilai-nilai kemanusiaan yang menjelma didalamnya makna hakiki dari kata “manusia”. Manusia yang tidak mampu mencintai akan kehilangan makna sebagai manusia. Karenanya, hilangnya cinta adalah kehancuran bagi manusia.
Cinta itu sifatnya universal. Oleh karena itu bentuknya pun bermacam-macam. Bentuk itu sesuai dengan kondisi siapa yang menyayangi dan siapa atau apa yang disayangi. Cinta juga dapat dikategorikan kedalam cinta umum dan cinta khusus. Orang tua mencintai anak dan/atau sebaliknya, itu yang sudah baku dan umum (sudah biasa). Mencintai kebaikan juga cinta yang umum. Mencintai hewan atau tumbuhan termasuk cinta yang khusus, karena tidak semua orang cinta binatang atau tumbuhan tertentu. Namun mencintai Sang Khalik (Allah SWT), bukan termasuk cinta umum dan bukan juga termasuk cinta khusus, melainkan harus menjadi cinta sejati. Cinta Sejati adalah cinta yang tak luntur (sejati). Mencintai manusia, hewan atau tumbuhan ada batasnya. Suatu saat akan hilang. Sementara Allah SWT Maha Kekal, maka cinta kita kepadanya harus kekal (sejati).
Yang termasuk cinta khusus dan paling popular adalah cinta seorang laki-laki terhadap seorang wanita. Dikatakan cinta husus karena tidak semua wanita dicintai dan sebaliknya. Hanya lawan jenis tertentu yang menjadi kekasih. Jika laki-laki A cinta pada wanita B, maka belum tentu laki-laki C mencintai wanita B. itulah cinta khusus yang sangat popular dan menjadi bumbu kehidupan yang tak henti-hentinya menjadi bahan pembicaraan
Cinta dalam tatarannya dengan kehidupan sering berimplikasi kepada rasa kasih sayang. Dalam kasih sayang ini sadar atau tidak, dari masing-masing pihak dituntut tanggungjawab, pengorbanan, kejujuran, saling percaya, saling pengertian, saling terbuka, sehingga keduanya menjadi satu kesatuan yang utuh.
Dalam kehidupan rumah tangga kasih sayang merupakan kunci kebahagiaan. Bila salah satu unsur kasih sayang hilang, maka retaklah keutuhan rumah tangga itu.
Yang dapat merasakan kasih sayang bukan hanya suami, istri atau anak-anak yang sudah dewasa, melainkan bayi yang masih merah pun telah dapat merasakan kasih sayang dari ayah atau ibunya.
Dengan kata lain cinta dan kasih sayang dialami oleh setiap manusia, karena cinta dan kasih sayang merupakan bagian hidup manusia. Kasih sayang dan cinta yang berlebihan cenderung merupakan pemanjaan dan pemanjaan akan membawa dampak negative dalam kehidupan.
2.2. Faktor Pembentuk Cinta
Cinta merupakan sebuah sifat atau perasaan yang tidak dapat berdiri sendiri. Ia hadir karena ditopang oleh beberapa aspek diantaranya: kedekatan, kemesraan, pemujaan, kerinduan, kecemburuan, dan erotisme.
a. Kedekatan/keakraban
Manusia tidak bisa hidup menyendiri, karena pada fitrahnya manusia berperan ganda yakni sebagai makhluk pribadi juga sebagai makhluk sosial. Sebagai makhluk sosial tentunya manusia berinteraksi antara satu sama lainnya. Tua-muda, besar-kecil, wanita-pria, terkadang seperti yang tanpa sekat mereka semua berbaur. Dalam perbauran tersebut terkadang ada sebagian orang yang saling membutuhkan dan tidak bisa dipisahkan. Secara tidak sadar mereka telah terikat cinta dalam pengertian umum. Tidak salah jika ada pribahasa mengatakan Tak kenal makanya tak sayang, Tak sayang makanya tak cinta:. Bukan hanya itu, orang yang sedang dilanda cinta seakan tidak mau dipisahkan apalagi di tinggalkan. Mereka seakan ingin terus dan selalu berdekatan.
b. Kemesraan
Kemesraan pada dasarnya merupakan perwujudan cinta yang telah mendalam. Kemesraan adalah hubungan akrab antara pria-wanita atau suami-istri. Kemesraan merupakan bagian hidup manusia. Didalam kehidupan manusia terdapat berbagai kasus kemesraan. Kemesraan juga dapat membangkitkan daya kreativitas manusia untuk menciptakan atau menikmati seni budaya.
c. Pemujaan
Cinta itu tidak lepas dari unsur pemujaan. Orang yang sedang bercinta biasanya banyak mengingat, menyebut dan memuja. Namun pada hakikatnya pemujaan itu merupakan perwujudan cinta manusia kepada Tuhannya.
d. Kerinduan
Kerinduan itu adalah keinginan atau harapan untuk bertemu dengan seseorang atau sesuatu. Kerinduan datangnya apabila kita telah lama ditinggalkan atau meninggalkan seseorang atau sesuatu. Namun bagi sang pencinta kerinduan itu datang apabila ia teringat akan kekasihnya walaupun belum lama ditinggalkan atau meninggalkannya.
e. Kecemburuan
Merasa kurang atau tidak senang, merasa risih, curiga dan kurang percaya, merasa di saingi atau merasa di saingi. Cemburu adalah bumbunya cinta, tetapi jika cemburu sudah menjurus pada ketidak-percayaan dan sangat curiga akan mengakibatkan kehancuran.
f. Erotisme
Erotisme berhubungan dengan nafsu syahwat yang sering menjurus kepada keinginan seksual baik dalam arti yang umum maupun dalam atri yang khusus atau arti sebenarnya.
2.3. Remaja, Cinta dan Seks
a. Tentang Remaja
Usia remaja adalah usia yang labil, yaitu periode yang berada dalam dua situasi; antara kegoncangan, penderitaan, asmara dan pemberontakan dengan otoritas orang dewasa, sehingga biasanya banyak remaja yang mudah frustasi atau mengalami goncangan jiwa yang dahsyat.
Disamping itu masa remaja adalah masa ketika manusia mulai mengenal minatnya untuk berhubungan dengan lwan jenis. Hal ini di tandai dengan perubahan fisik dan psikis yang sangat cepat, ketertarikan terhadap lawan jenis dan keinginan untuk memberontak[4]. Pantas jika diusia remaja hal-hal yang berbau cinta paling hangat dibicarakan.
b. Pandangan Remaja Terhadap Cinta Dan Seks
Cinta dan seks adalah dua hal yang berbeda. Cinta aplikasinya saling melindungi, menghargai dan toleransi dari berbagai perbedaan. Sementara seks cenderung kearah hubungan badan dan segala hal yang terkait dengan hubungan badan itu. Cinta dan seks tidak bisa dicampuradukkan. Jika ada yang mengatakan cinta tapi aplikasinya seks, itu cinta palsu.
Namun demikian, diusia remaja sangat mungkin pencampuradukkan antara cinta dan seks. Hal itu bergantung latar belakang keluarga dan pendidikan agama. Remaja yang pendidikan agamanya minim sehingga bekal keimanannya kurang, dimungkinkan akan terjadi penyimpangan.
Disamping itu, pada usia ini keinginan seks yang tinggi mendorong terjadinya penyimpangan. Tingginya dorongan seks ini mengingat produksi hormon seks mulai berjalan akibatnya alat kelamin mulai dapat difungsikan. Secara garis besar perubahan pada laki-laki adalah kecenderungan untuk menarik lawan jenis (aktif) dan kecenderungan untuk hubungan seksual, sedangkan pada perempuan sebaliknya, ia cenderung pasif dan ingin diperhatikan lawan jenisnya.
c. Aplikasi Cinta (Antara Cinta Dan Pacaran)
Cinta adalah suatu anugrah yang suci dan fitrah. Alam dunia ini tidak akan tercipta dan terwujud seandainya tidak ada cinta. Oleh karena itu cinta merupakan suatu hal yang besar yang dimana perlu penerapan dengan benar. Banyak cara mengaplikasikan cinta, diantaranya dengan menghormati, menjaga, memperhatikan, menghargai, melindungi, memberi dan sebagainya.
Selain itu, sudah hampir menjadi tradisi (mudah-mudahan tidak semua) bahwa kebanyakan remaja pasti akan, sedang atau bahkan sudah sering berpacaran. Pacaran dapat diartikan sebagai ajang saling mengenal agar mengetahui karakter masing-masing. Tetapi dalam prakteknya, pacaran sering digunakan remaja sebagai ajang saling mentransfer nafsu birahi dan dengan tidak langsung mengadakan kontak fisik yang sudah mengandung unsure seks, sehingga pacaran (apalagi masa kini) sering merusak hakikat kesucian makna cinta.
Terhadap pacaran masih banyak perbedaan pendapat, ada yng membolehkan dan ada yang melarang. Pendapat yang memperbolehkan, asalkan masih dalam tahap–tahap kewajaran. Tetapi menurut agama tidak ada kata wajar dalam pacaran, sehingga pacaran itu merupakan perbuatan yang dilarang karena banyak mengandung dosa.
2.4. Problematika Cinta
“Dengan cinta, yang pahit menjadi manis; dengan cinta, kekeruhan menjadi jernih; dengan cinta, yang mati menjadi hidup; dengan cinta, raja mejadi budak; dari ilmu, cinta dapat tumbuh. Pernahkah kebodohan menempatkan orang diatas takhta begini?”[5].
Cinta adalah kata penuh makna yang tak lekang ditelan zaman dan tak luput digenggam banyak orang. Mungkin cinta adalah kata yang terus menjadi bahan perbincangan yang tak habis-habisnya. Dalam perjalanan hidup, tentu tiap pribadi menemukan pengalaman cinta, dari balita sampai orang tua, pria dan wanita.
Namun cinta ibarat pedang bermata dua. Disatu sisi menawarkan keindahan, kegembiraan dan keabadian, namun di sisi lain berbalut duka nestapa. Begitulah misteri cinta, hingga banyak orang yang keliru memahaminya, apalagi muda-mudi yang sedang dilanda asmara. Setiap manusia normal memiliki cinta, karena ia adalah karunia Tuhan yang amat berharga.
“Dijadikan indah pada (pandangan) manusia kecintaan kepada apa-apa yang diinginkan, yaitu: wanita-wanita, anak-anak, harta yang banyak dari jenis emas, perak kuda pilihan, binatang-binatang ternak dan sawah lading. Itulah kesenangan hidup di dunia; dan di sisi Allah-lah tempat kembali yang baik (surga)”[6].
Ada tiga faktor yang menyebabkan tumbuhnya cinta:
1. Sifat atau kelebihan yang dimiliki oleh seseorang atau sesuatu sehingga ia kagum dan jatuh cinta padanya.
2. Perhatian sang kekasih terhadap sifat-sifat tersebut.
3. Pertautan antara seseorang yang sedang jatuh cinta dengan orang yang dicintainya[7].
Pernahkah anda melihat cinta pada binatang? Pasti tidak. Cinta ada pada manusia. Burung tidak bercinta, harimau tidak pernah bermesraan. Kambing tidak pernah romantis. Binatang hanya memiliki naluri mempertahankan mata rantai kehidupan (hubungan intim). Sementara cinta bukan seks, bukan pula hubungan intim. Tapi tidak sedikit manusia seperti binatang, menganggap cinta adalah seks. Tidak heran jika muncul prilaku binatang; kumpul kebo, pelacuran, dan pacaran yang jauh dari hakekat cinta itu sendiri.
Oleh karena itu tidak sembarangan manusia bisa memiliki cinta. Manusia yang sehat dan berakal saja yang dapat merasakan cinta. Manusia gila (dalam arti sebenarnya) tidak akan pernah merasakan cinta. Begitu pula manusia yang gila harta, kedudukan dan gila seks tidak akan pernah merasakan cinta. Hanya manusia yang sehat akalnya yang mampu untuk mencintai. Artinya cinta bukan milik orang gila, melainkan yang sehat akalnya.
Cinta tidak selamanya harus memiliki. Meniti cinta tidak selalu mencapai puncak. Berbagai masalah menghantui bahkan hingga menggagalkan cita-cita cinta. Hidup bersama akhirnya hanya tinggal mimpi. Seperti itulah jeritan mereka yang gagal meniti cinta karena terbentur keinginan orang tua dan terhalang benteng adapt istiadat yang teramat kokoh.
Kisah Siti Nurbaya yang gagal menikah dengan kekasih pujaannya (Syamsul Bahri) karena direnggut jutawan Datuk Maringgih , atau persetujuan orang tuanya, menjadi justifikasi hingga kini untuk selalu menentang peran-serta orang tua dalam penentuan jodoh. Kisah ini awet hingga kini sebagai kisah klasik paling popoler bahkan sudah menjadi pameo di kalangan anak-anak muda.
Kisah pembunuhan pertama yang dilakukan Qabil terhadap Habil sebagaimana dikisahkan dalam Al-Qur’an disebabkan urusan jodoh. Qabil tidak setuju dengan aturan yang mengharuskan kawin silang, ia tetap ingin menikahi iklima dan menolak menikan dengan kakaknya Labuda.
Masih banyak lagi kisah-kisah petualangan cinta yang hakikatnya bermuara pada kepentingan manusia terhadap cinta sehingga dengan bercermin pada cerita diatas, kita dapat menarik benang merah bahwa cinta merupakan sesuatu yang sangat penting dan memiliki kekuatan yang dahsyat.
Kehebatan cinta, Julius Caesar yang gagah perkasa, tak berdaya dibawah tekanan cintanya terhadap Cleopatra. Napoleon Bonaparte yang dijuluki “Singa Eropa”, rela mengorbankan popularitasnya demi cintanya kepada Margareth Yosephian. Senator Garry Hart dari partai Demokrat, terpental dari pencalonan kursi presiden karena cintanya kepada Dona Rice. Bahkan dari negara Jiran, Malaysia, terkenal cerita runtuhnya perdana mentri dari partai UMNO dikarenakan cinta fairnya dengan seorang Geisa. Pelacur papan atas Jepang.
Sepintas cengeng, tapi itulah kenyataan cinta yang menggebu. Hal ini menunjukan bahwa manusia dilepaskan dari pasangannya. Terlepas sebagian cerita diatas benar atau tidak, yang jelas realitas dimasyarakat nampaknya ada kesesuaian dengan cerita-cerita diatas. Konflik antara orang tua dan anak yang hubungannya dengan jodoh akan terus berlanjut hingga akhir zaman.
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Dari hasil pembahasan dikaitkan dengan rumusan masalah serta dengan tujuan yang dikemukakan, dapat diperoleh kesimpulan sebagai berikut :
Cinta itu adalah anugrah Tuhan yang sangat istimewa, karena cinta yang mendasari segala sesuatu untuk tercipta di muka bumi ini. Cinta itu sulit apabila digeneralisir maknanya, karena akan mempersempit ruang lingkup (cakupan) cinta itu sendiri.
Cinta itu sifatnya universal, oleh karena itu bentuknyapun bermacam-macam sesuai dengan kondisi siapa yang mencintai dan siapa atau apa yang dicintai. Cinta dapat digolongkan ke dalam dua macam, ada cinta khusus yaitu cinta yang dirasakan oleh orang tertentu, dan juga ada cinta umum yakni cinta yang dimiliki atau dirasakan oleh hamper setiap manusia. Namun yang derajatnya paling tinggi adalah cinta Kepada Allah SWT. Apabila seseorang telah mencintai Tuhan dengan sepenuh hati maka ia akan selalu menemukan kebahagiaannya.
Cinta juga dapat dibentuk lewat :
1. Kedekatan/Keakraban
2. Kemesraan
3. Pemujaan
4. Kerinduan
5. Kecemburuan Dan
6. Erotisme
Yang tidak kalah menariknya, yang sekarang sedang masa-masanya untuk bercinta adalah para remaja. Remaja merupakan suatu masa transisi dimana ia harus menentukan pilihan penempatan diri yaitu antara menuruti otoritas orang tua atau menerima hal-hal yang dianggapnya baru dari lingkungan barunya.
Remaja biasanya kurang memiliki control diri, sehingga banyak diantaranya yang sering kena depresi akibat berbagai masalah termasuk masalah cinta. Hal ini disebabkan karena kematangan hormone-hormon reproduksi (hormone kelamin).
Cinta yang dialami para remaja masa kini memang sangat mengkhawatirkan.mereka tengah menjurus kepada tindakan seksual akibat dari terlalu bebasnya berpacaran. terbukti dari sekian banyak berita yang di tayangkan oleh media masa baik cetak maupu elektronik lebih dari dua puluh persen remaja (mahasiswa bahkan siswa) melakukan pelanggaran etika dalam berpacaran.
Cinta ibarat pedang bermata dua. Disatu sisi menawarkan keindahan, kegembiraan dan keabadian, namun di sisi lain berbalut duka nestapa. Begitulah misteri cinta, hingga banyak orang yang keliru memahaminya, apalagi muda-mudi yang sedang dilanda asmara. Setiap manusia normal memiliki cinta, karena ia adalah karunia Tuhan yang amat berharga.
Cinta tidak selamanya harus memiliki. Meniti cinta tidak selalu mencapai puncak. Berbagai masalah menghantui bahkan hingga menggagalkan cita-cita cinta. Hidup bersama akhirnya hanya tinggal mimpi. Seperti itulah jeritan mereka yang gagal meniti cinta karena terbentur keinginan orang tua dan terhalang benteng adapt istiadat yang teramat kokoh.
3.2. Saran
Cinta adalah suatu anugrah yang suci dan fitrah. Alam dunia ini tidak akan tercipta dan terwujud seandainya tidak ada cinta. Oleh karena itu cinta merupakan suatu hal yang besar yang dimana perlu penerapan dengan benar. Banyak cara mengaplikasikan cinta, diantaranya dengan menghormati, menjaga, memperhatikan, menghargai, melindungi, memberi dan sebagainya.
Dalam bercinta hendaknya kita (terutama para remaja) selalu memperhatikan etika atau norma yang ada baik norma sosial, norma kesusilaan, adat istiadat, norma hukum dan juga norma agama. Jangan pernah menodai cinta, karena cinta merupakan sesuatu yang teramat suci dan berharga.
DAFTAR PUSTAKA
Abu Al-Ghifari, Bengkel Cinta (Soal Jawab Remaja Tentang Cinta, Jodoh dan Seks), Bandung: Mujahid Press, 2004.
Abu Al-Ghifari, Pacaran yang Islami adakah?, Bandung: Mujahid Press, 2004.
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka, 1995.
Ibnu Qayyim Al-Jauziyyah, Siraman RohaniBagi yang Mendambakan Ketenangan Hati, Jakarta: Lentera, 2000.
Joko Tri Prasetyo Drs. dkk, Ilmu Budaya Dasar, Jakarta: Rineka Cipta, 1998.
Luqman Haqani, Berlabuh Hingga ke Tepian – Kado untuk Pengantin Baru, Bandung: Pustaka Ulumuddin, 2004.
M. Dahlan Al-Barry - Pius A Partanto, Kamus Ilmiah Populer, Surabaya: Arloka, 1994.
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Hidup tanpa cinta akan sia-sia, tanpa cinta berart kematian dan kematian tanpa cinta adalah kerugian besar, bahkan seorang penyair kondang mengungkapkan bahwa jika tidak ada cinta agama dan segala aturannya ibarat kumpulan bayangan bisu. Namun sebaliknya, jika diperkuat dengan cinta, ia akan menjelma menjadi pengatur di dunia semesta. Cinta tidak mengenal cepat atau lambat, tidak mengenal jauh atau dekat, cinta membuat gunung selembut salju dan membuat jantung berdebar cepat.
Ada cinta maka manusia ada. Cinta itu manis bagai gula. Karena cinta, dunia begitu indah. Hujan dengan dinginnya dan matahari dengan panasnya akan menjadi sahabat atas nama cinta. Dalamnya lautan dan luasnya samudra menjadi tak berarti karena cinta. Cinta membuat manusia membuat gedung pencakar langit dan terbang menggapai bintang serta mampu menembus bumi. Karenanya cinta mampu membuat karya spektakuler yang dikenang sepanjang masa. Cinta juga yang mempengaruhi manusia membangun sebuah peradaban dan menciptakan karya-karya (penemuan-penemuan) monumental. Cinta membuat semuanya menjadi mungkin. Itulah cinta yang menjadi rebutan manusia sepanjang masa.
Cinta merubah pribadi seseorang dalam sekejap mata. Cinta membuat muka masam jadi berseri, kantong tipis jadi serasa tebal, dan penakut menjadi pemberani. Cinta yang menyebabkan seseorang tidak merasakan sakit, derita menjadi jalan keluar bahkan yang membuat seseorang menjadi kuat ditengah himpitan hidup yang menderita. Itulah cinta, ibarat bensin yang mampu menggerakan mesin. Ibarat angina yang mampu bergerak super elastis. Ibarat matahari yang mampu menerangi alam semesta. Cinta adalah nafas kehidupan.
Tapi karena cinta, manusia merintih dan menangisi hidup sepanjang masa. Atas nama cinta seseorang tega mengakhiri hidup secara tragis; terlentan di rel kereta api, minum racun dan menjerat lehernya sendiri. Cinta meledakkan peperangan dimana-mana. Atas nama cinta seseorang tega membunuh sesama dan memicu kerusuhan yang menghanguskan ribuan rumah . itulah cinta yang menjadi kambing hitam.
Sepanjang sejarah mansia, cerita-cerita yang menggambarkan tentang cinta menghiasi lembaran sejarah bahkan tak jarang menjadi sebuah cerita yang melegenda. Hal ini membuktikan betapa kedudukan cinta memiliki peranan yang sangat penting dalam kehidupan manusia.
Cinta memang mengandung seribu satu misteri. Terkadang kita bertanya-tanya, Apa sesungguhnya cinya itu? Bagaimana proses mencari cinta? Seberapa besar pentingnya cinta dalam kehidupan? Apa saja dampak yang ditimbulkan dari cinta? Dan lain sebagainya. Berdasarkan hal tersebut diatas, perlu kiranya membahas dan mengupas tuntas segala hal yang menyangkut cinta terutama bagi para remaja, supaya kita tida salah mempersepsikannya dalam kehidupan. Oleh karena itu sengaja penulis mengambil judul “MANUSIA DAN CINTA KASIH’ dengan harapan dapat memberi seberkas sinar bagi khazanah pengetahuan kita tentang cinta, baik dalam pengertian umum maupun pengertan khusus.
1.2. Rumusan Masalah
Bertolak dari uraian Latar belakang diatas, maka untuk memperjelas orientasi pembahasan masalah yang dibahas dirumuskan sebagai berikut :
1. Apakah makna cinta kasih yang sebenarnya ditinjau dari makna secara umum maupun secara khusus.
2. Apasajakah faktor-faktor yang dapat membentuk cinta dan dampak –dampaknya.
3. Bagaimanakah pandangan remaja baik terhadap cinta maupun terhadap seks yang sering ditimbulkan akibat reaksi dari proses cinta remaja termasuk aplikasi sebenarnya dari pengertian cinta yang mereka ketahui.
4. Bagaimana dan apasajakah problem yang sering muncul akibat cinta, termasuk dampak positif dan negatifnya.
1.3. Tujuan Penulisan
Makalah ini bertujuan untuk mengetahui :
1. Makna dari cinta kasih yang sebenarnya ditinjau dari makna secara umum maupun secara khusus.
2. Faktor-faktor yang dapat membentuk cinta dan dampak – dampaknya.
3. Pandangan remaja baik terhadap cinta maupun terhadap seks yang sering ditimbulkan akibat reaksi dari proses cinta remaja termasuk aplikasi sebenarnya dari pengertian cinta yang mereka ketahui.
4. Problem yang sering muncul akibat cinta, termasuk dampak positif dan negatifnya.
1.4. Sistematika Penulisan
Penulis dalam menyusun makalah ini membagi sistematika penulisan menjadi 3 bab, dimana setiap bab memuat beberapa sub bab, yaitu :
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah
1.2. Rumusan Masalah
1.3. Tujuan Penulisan
1.4. Sistematika Penulisan
BAB II MANUSIA DAN CINTA KASIH
2.1. Makna Cinta Kasih
2.2. Faktor Pembentuk Cinta
2.3. Remaja, Cinta dan Seks
2.3.1. Tentang Remaja
2.3.2. Pandangan Remaja Terhadap Cinta dan Seks
2.3.3. Aplikasi Cinta (Antara Cinta dan Pacaran)
2.4. Problematika cinta
BAB III KESIMPULAN DAN SARAN
3.1. Kesimpulan
3.2. Saran
BAB II
MANUSIA DAN CINTA KASIH
2.1. Makna Cinta Kasih
Cinta dapat diartikan sebagai kasih-sayang, rasa kasih dan asmara. Kasih sayang diartikan sebagai perasaan sayang, perasaan cinta atau perasaan suka kepada seseorang[1].
Sedangkan Para ahli tasawuf berpendapat bahwa cinta itu meliputi ilham, pancaran, dan luapan hati. Cinta itu sebenarnya tidak dapat diberi batasan dan tidak dapat didefinisikan bahkan tidak dapat dijelaskan hakekat dan rahasianya. Menurut mereka cinta dapat didefinisikan hanya dengan kata-kata saja, tidak lebih. Tapi menurut kebanyakan orang, cinta itu sulit untuk diungkapkan dengan kata-kata. Adapun untuk mengetahui makna dan hakikatnya secara lengkap dan menyeluruh, maka hal itu diluar kemampuan manusia, karena cinta itu hanya dapat dirasakan tapi tidak bisa disifati, dapat dimengerti tapi tidak dapat didefinisikan.
Jika seorang laki-laki membedakan seorang wanita dari wanita lain, itulah cinta. Dan jika wanita tidak mempengaruhi seorang laki-laki seperti seorang wanita mempengeruhinya, itulah cinta. Jika seorang laki-laki membedakan wanita bukan karena paling cantik, paling cerdas, paling tepat, dan bukan karena lebih utama untuk dicintai, itulah cinta[2].
Menurut Khalil Gibran cinta adalah keindahan sejati yang terletak pada keserasian spiritual. Cinta adalah satu-satunya kebebasan di dunia ini karena ia begitu tinggi mengangkat jiwa, dimana hukum-hukum kemanusiaan dan kenyataan alam tidak mampu menemukan jejaknya.
Cinta berarti memberi bukan menerima. Cinta jauh dari memaksakan kehendak. Cinta tidak menuntut tetapi menegaskan dan menghargai. Cinta tidak akan pernah tercipta selagi kita belum bisa menerima perbedaan[3].
Cinta adalah penyatuan rasa rindu di hati. Cinta merupakan perkara mulia yang menguasai jiwa dan perasaan, tidak berdasarkan kesenangan syahwat manusia. Cinta tidak untuk bersenang-senang secara fisik.
Menurut para psikolog, cinta adalah himpunan nilai-nilai kemanusiaan yang menjelma didalamnya makna hakiki dari kata “manusia”. Manusia yang tidak mampu mencintai akan kehilangan makna sebagai manusia. Karenanya, hilangnya cinta adalah kehancuran bagi manusia.
Cinta itu sifatnya universal. Oleh karena itu bentuknya pun bermacam-macam. Bentuk itu sesuai dengan kondisi siapa yang menyayangi dan siapa atau apa yang disayangi. Cinta juga dapat dikategorikan kedalam cinta umum dan cinta khusus. Orang tua mencintai anak dan/atau sebaliknya, itu yang sudah baku dan umum (sudah biasa). Mencintai kebaikan juga cinta yang umum. Mencintai hewan atau tumbuhan termasuk cinta yang khusus, karena tidak semua orang cinta binatang atau tumbuhan tertentu. Namun mencintai Sang Khalik (Allah SWT), bukan termasuk cinta umum dan bukan juga termasuk cinta khusus, melainkan harus menjadi cinta sejati. Cinta Sejati adalah cinta yang tak luntur (sejati). Mencintai manusia, hewan atau tumbuhan ada batasnya. Suatu saat akan hilang. Sementara Allah SWT Maha Kekal, maka cinta kita kepadanya harus kekal (sejati).
Yang termasuk cinta khusus dan paling popular adalah cinta seorang laki-laki terhadap seorang wanita. Dikatakan cinta husus karena tidak semua wanita dicintai dan sebaliknya. Hanya lawan jenis tertentu yang menjadi kekasih. Jika laki-laki A cinta pada wanita B, maka belum tentu laki-laki C mencintai wanita B. itulah cinta khusus yang sangat popular dan menjadi bumbu kehidupan yang tak henti-hentinya menjadi bahan pembicaraan
Cinta dalam tatarannya dengan kehidupan sering berimplikasi kepada rasa kasih sayang. Dalam kasih sayang ini sadar atau tidak, dari masing-masing pihak dituntut tanggungjawab, pengorbanan, kejujuran, saling percaya, saling pengertian, saling terbuka, sehingga keduanya menjadi satu kesatuan yang utuh.
Dalam kehidupan rumah tangga kasih sayang merupakan kunci kebahagiaan. Bila salah satu unsur kasih sayang hilang, maka retaklah keutuhan rumah tangga itu.
Yang dapat merasakan kasih sayang bukan hanya suami, istri atau anak-anak yang sudah dewasa, melainkan bayi yang masih merah pun telah dapat merasakan kasih sayang dari ayah atau ibunya.
Dengan kata lain cinta dan kasih sayang dialami oleh setiap manusia, karena cinta dan kasih sayang merupakan bagian hidup manusia. Kasih sayang dan cinta yang berlebihan cenderung merupakan pemanjaan dan pemanjaan akan membawa dampak negative dalam kehidupan.
2.2. Faktor Pembentuk Cinta
Cinta merupakan sebuah sifat atau perasaan yang tidak dapat berdiri sendiri. Ia hadir karena ditopang oleh beberapa aspek diantaranya: kedekatan, kemesraan, pemujaan, kerinduan, kecemburuan, dan erotisme.
a. Kedekatan/keakraban
Manusia tidak bisa hidup menyendiri, karena pada fitrahnya manusia berperan ganda yakni sebagai makhluk pribadi juga sebagai makhluk sosial. Sebagai makhluk sosial tentunya manusia berinteraksi antara satu sama lainnya. Tua-muda, besar-kecil, wanita-pria, terkadang seperti yang tanpa sekat mereka semua berbaur. Dalam perbauran tersebut terkadang ada sebagian orang yang saling membutuhkan dan tidak bisa dipisahkan. Secara tidak sadar mereka telah terikat cinta dalam pengertian umum. Tidak salah jika ada pribahasa mengatakan Tak kenal makanya tak sayang, Tak sayang makanya tak cinta:. Bukan hanya itu, orang yang sedang dilanda cinta seakan tidak mau dipisahkan apalagi di tinggalkan. Mereka seakan ingin terus dan selalu berdekatan.
b. Kemesraan
Kemesraan pada dasarnya merupakan perwujudan cinta yang telah mendalam. Kemesraan adalah hubungan akrab antara pria-wanita atau suami-istri. Kemesraan merupakan bagian hidup manusia. Didalam kehidupan manusia terdapat berbagai kasus kemesraan. Kemesraan juga dapat membangkitkan daya kreativitas manusia untuk menciptakan atau menikmati seni budaya.
c. Pemujaan
Cinta itu tidak lepas dari unsur pemujaan. Orang yang sedang bercinta biasanya banyak mengingat, menyebut dan memuja. Namun pada hakikatnya pemujaan itu merupakan perwujudan cinta manusia kepada Tuhannya.
d. Kerinduan
Kerinduan itu adalah keinginan atau harapan untuk bertemu dengan seseorang atau sesuatu. Kerinduan datangnya apabila kita telah lama ditinggalkan atau meninggalkan seseorang atau sesuatu. Namun bagi sang pencinta kerinduan itu datang apabila ia teringat akan kekasihnya walaupun belum lama ditinggalkan atau meninggalkannya.
e. Kecemburuan
Merasa kurang atau tidak senang, merasa risih, curiga dan kurang percaya, merasa di saingi atau merasa di saingi. Cemburu adalah bumbunya cinta, tetapi jika cemburu sudah menjurus pada ketidak-percayaan dan sangat curiga akan mengakibatkan kehancuran.
f. Erotisme
Erotisme berhubungan dengan nafsu syahwat yang sering menjurus kepada keinginan seksual baik dalam arti yang umum maupun dalam atri yang khusus atau arti sebenarnya.
2.3. Remaja, Cinta dan Seks
a. Tentang Remaja
Usia remaja adalah usia yang labil, yaitu periode yang berada dalam dua situasi; antara kegoncangan, penderitaan, asmara dan pemberontakan dengan otoritas orang dewasa, sehingga biasanya banyak remaja yang mudah frustasi atau mengalami goncangan jiwa yang dahsyat.
Disamping itu masa remaja adalah masa ketika manusia mulai mengenal minatnya untuk berhubungan dengan lwan jenis. Hal ini di tandai dengan perubahan fisik dan psikis yang sangat cepat, ketertarikan terhadap lawan jenis dan keinginan untuk memberontak[4]. Pantas jika diusia remaja hal-hal yang berbau cinta paling hangat dibicarakan.
b. Pandangan Remaja Terhadap Cinta Dan Seks
Cinta dan seks adalah dua hal yang berbeda. Cinta aplikasinya saling melindungi, menghargai dan toleransi dari berbagai perbedaan. Sementara seks cenderung kearah hubungan badan dan segala hal yang terkait dengan hubungan badan itu. Cinta dan seks tidak bisa dicampuradukkan. Jika ada yang mengatakan cinta tapi aplikasinya seks, itu cinta palsu.
Namun demikian, diusia remaja sangat mungkin pencampuradukkan antara cinta dan seks. Hal itu bergantung latar belakang keluarga dan pendidikan agama. Remaja yang pendidikan agamanya minim sehingga bekal keimanannya kurang, dimungkinkan akan terjadi penyimpangan.
Disamping itu, pada usia ini keinginan seks yang tinggi mendorong terjadinya penyimpangan. Tingginya dorongan seks ini mengingat produksi hormon seks mulai berjalan akibatnya alat kelamin mulai dapat difungsikan. Secara garis besar perubahan pada laki-laki adalah kecenderungan untuk menarik lawan jenis (aktif) dan kecenderungan untuk hubungan seksual, sedangkan pada perempuan sebaliknya, ia cenderung pasif dan ingin diperhatikan lawan jenisnya.
c. Aplikasi Cinta (Antara Cinta Dan Pacaran)
Cinta adalah suatu anugrah yang suci dan fitrah. Alam dunia ini tidak akan tercipta dan terwujud seandainya tidak ada cinta. Oleh karena itu cinta merupakan suatu hal yang besar yang dimana perlu penerapan dengan benar. Banyak cara mengaplikasikan cinta, diantaranya dengan menghormati, menjaga, memperhatikan, menghargai, melindungi, memberi dan sebagainya.
Selain itu, sudah hampir menjadi tradisi (mudah-mudahan tidak semua) bahwa kebanyakan remaja pasti akan, sedang atau bahkan sudah sering berpacaran. Pacaran dapat diartikan sebagai ajang saling mengenal agar mengetahui karakter masing-masing. Tetapi dalam prakteknya, pacaran sering digunakan remaja sebagai ajang saling mentransfer nafsu birahi dan dengan tidak langsung mengadakan kontak fisik yang sudah mengandung unsure seks, sehingga pacaran (apalagi masa kini) sering merusak hakikat kesucian makna cinta.
Terhadap pacaran masih banyak perbedaan pendapat, ada yng membolehkan dan ada yang melarang. Pendapat yang memperbolehkan, asalkan masih dalam tahap–tahap kewajaran. Tetapi menurut agama tidak ada kata wajar dalam pacaran, sehingga pacaran itu merupakan perbuatan yang dilarang karena banyak mengandung dosa.
2.4. Problematika Cinta
“Dengan cinta, yang pahit menjadi manis; dengan cinta, kekeruhan menjadi jernih; dengan cinta, yang mati menjadi hidup; dengan cinta, raja mejadi budak; dari ilmu, cinta dapat tumbuh. Pernahkah kebodohan menempatkan orang diatas takhta begini?”[5].
Cinta adalah kata penuh makna yang tak lekang ditelan zaman dan tak luput digenggam banyak orang. Mungkin cinta adalah kata yang terus menjadi bahan perbincangan yang tak habis-habisnya. Dalam perjalanan hidup, tentu tiap pribadi menemukan pengalaman cinta, dari balita sampai orang tua, pria dan wanita.
Namun cinta ibarat pedang bermata dua. Disatu sisi menawarkan keindahan, kegembiraan dan keabadian, namun di sisi lain berbalut duka nestapa. Begitulah misteri cinta, hingga banyak orang yang keliru memahaminya, apalagi muda-mudi yang sedang dilanda asmara. Setiap manusia normal memiliki cinta, karena ia adalah karunia Tuhan yang amat berharga.
“Dijadikan indah pada (pandangan) manusia kecintaan kepada apa-apa yang diinginkan, yaitu: wanita-wanita, anak-anak, harta yang banyak dari jenis emas, perak kuda pilihan, binatang-binatang ternak dan sawah lading. Itulah kesenangan hidup di dunia; dan di sisi Allah-lah tempat kembali yang baik (surga)”[6].
Ada tiga faktor yang menyebabkan tumbuhnya cinta:
1. Sifat atau kelebihan yang dimiliki oleh seseorang atau sesuatu sehingga ia kagum dan jatuh cinta padanya.
2. Perhatian sang kekasih terhadap sifat-sifat tersebut.
3. Pertautan antara seseorang yang sedang jatuh cinta dengan orang yang dicintainya[7].
Pernahkah anda melihat cinta pada binatang? Pasti tidak. Cinta ada pada manusia. Burung tidak bercinta, harimau tidak pernah bermesraan. Kambing tidak pernah romantis. Binatang hanya memiliki naluri mempertahankan mata rantai kehidupan (hubungan intim). Sementara cinta bukan seks, bukan pula hubungan intim. Tapi tidak sedikit manusia seperti binatang, menganggap cinta adalah seks. Tidak heran jika muncul prilaku binatang; kumpul kebo, pelacuran, dan pacaran yang jauh dari hakekat cinta itu sendiri.
Oleh karena itu tidak sembarangan manusia bisa memiliki cinta. Manusia yang sehat dan berakal saja yang dapat merasakan cinta. Manusia gila (dalam arti sebenarnya) tidak akan pernah merasakan cinta. Begitu pula manusia yang gila harta, kedudukan dan gila seks tidak akan pernah merasakan cinta. Hanya manusia yang sehat akalnya yang mampu untuk mencintai. Artinya cinta bukan milik orang gila, melainkan yang sehat akalnya.
Cinta tidak selamanya harus memiliki. Meniti cinta tidak selalu mencapai puncak. Berbagai masalah menghantui bahkan hingga menggagalkan cita-cita cinta. Hidup bersama akhirnya hanya tinggal mimpi. Seperti itulah jeritan mereka yang gagal meniti cinta karena terbentur keinginan orang tua dan terhalang benteng adapt istiadat yang teramat kokoh.
Kisah Siti Nurbaya yang gagal menikah dengan kekasih pujaannya (Syamsul Bahri) karena direnggut jutawan Datuk Maringgih , atau persetujuan orang tuanya, menjadi justifikasi hingga kini untuk selalu menentang peran-serta orang tua dalam penentuan jodoh. Kisah ini awet hingga kini sebagai kisah klasik paling popoler bahkan sudah menjadi pameo di kalangan anak-anak muda.
Kisah pembunuhan pertama yang dilakukan Qabil terhadap Habil sebagaimana dikisahkan dalam Al-Qur’an disebabkan urusan jodoh. Qabil tidak setuju dengan aturan yang mengharuskan kawin silang, ia tetap ingin menikahi iklima dan menolak menikan dengan kakaknya Labuda.
Masih banyak lagi kisah-kisah petualangan cinta yang hakikatnya bermuara pada kepentingan manusia terhadap cinta sehingga dengan bercermin pada cerita diatas, kita dapat menarik benang merah bahwa cinta merupakan sesuatu yang sangat penting dan memiliki kekuatan yang dahsyat.
Kehebatan cinta, Julius Caesar yang gagah perkasa, tak berdaya dibawah tekanan cintanya terhadap Cleopatra. Napoleon Bonaparte yang dijuluki “Singa Eropa”, rela mengorbankan popularitasnya demi cintanya kepada Margareth Yosephian. Senator Garry Hart dari partai Demokrat, terpental dari pencalonan kursi presiden karena cintanya kepada Dona Rice. Bahkan dari negara Jiran, Malaysia, terkenal cerita runtuhnya perdana mentri dari partai UMNO dikarenakan cinta fairnya dengan seorang Geisa. Pelacur papan atas Jepang.
Sepintas cengeng, tapi itulah kenyataan cinta yang menggebu. Hal ini menunjukan bahwa manusia dilepaskan dari pasangannya. Terlepas sebagian cerita diatas benar atau tidak, yang jelas realitas dimasyarakat nampaknya ada kesesuaian dengan cerita-cerita diatas. Konflik antara orang tua dan anak yang hubungannya dengan jodoh akan terus berlanjut hingga akhir zaman.
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Dari hasil pembahasan dikaitkan dengan rumusan masalah serta dengan tujuan yang dikemukakan, dapat diperoleh kesimpulan sebagai berikut :
Cinta itu adalah anugrah Tuhan yang sangat istimewa, karena cinta yang mendasari segala sesuatu untuk tercipta di muka bumi ini. Cinta itu sulit apabila digeneralisir maknanya, karena akan mempersempit ruang lingkup (cakupan) cinta itu sendiri.
Cinta itu sifatnya universal, oleh karena itu bentuknyapun bermacam-macam sesuai dengan kondisi siapa yang mencintai dan siapa atau apa yang dicintai. Cinta dapat digolongkan ke dalam dua macam, ada cinta khusus yaitu cinta yang dirasakan oleh orang tertentu, dan juga ada cinta umum yakni cinta yang dimiliki atau dirasakan oleh hamper setiap manusia. Namun yang derajatnya paling tinggi adalah cinta Kepada Allah SWT. Apabila seseorang telah mencintai Tuhan dengan sepenuh hati maka ia akan selalu menemukan kebahagiaannya.
Cinta juga dapat dibentuk lewat :
1. Kedekatan/Keakraban
2. Kemesraan
3. Pemujaan
4. Kerinduan
5. Kecemburuan Dan
6. Erotisme
Yang tidak kalah menariknya, yang sekarang sedang masa-masanya untuk bercinta adalah para remaja. Remaja merupakan suatu masa transisi dimana ia harus menentukan pilihan penempatan diri yaitu antara menuruti otoritas orang tua atau menerima hal-hal yang dianggapnya baru dari lingkungan barunya.
Remaja biasanya kurang memiliki control diri, sehingga banyak diantaranya yang sering kena depresi akibat berbagai masalah termasuk masalah cinta. Hal ini disebabkan karena kematangan hormone-hormon reproduksi (hormone kelamin).
Cinta yang dialami para remaja masa kini memang sangat mengkhawatirkan.mereka tengah menjurus kepada tindakan seksual akibat dari terlalu bebasnya berpacaran. terbukti dari sekian banyak berita yang di tayangkan oleh media masa baik cetak maupu elektronik lebih dari dua puluh persen remaja (mahasiswa bahkan siswa) melakukan pelanggaran etika dalam berpacaran.
Cinta ibarat pedang bermata dua. Disatu sisi menawarkan keindahan, kegembiraan dan keabadian, namun di sisi lain berbalut duka nestapa. Begitulah misteri cinta, hingga banyak orang yang keliru memahaminya, apalagi muda-mudi yang sedang dilanda asmara. Setiap manusia normal memiliki cinta, karena ia adalah karunia Tuhan yang amat berharga.
Cinta tidak selamanya harus memiliki. Meniti cinta tidak selalu mencapai puncak. Berbagai masalah menghantui bahkan hingga menggagalkan cita-cita cinta. Hidup bersama akhirnya hanya tinggal mimpi. Seperti itulah jeritan mereka yang gagal meniti cinta karena terbentur keinginan orang tua dan terhalang benteng adapt istiadat yang teramat kokoh.
3.2. Saran
Cinta adalah suatu anugrah yang suci dan fitrah. Alam dunia ini tidak akan tercipta dan terwujud seandainya tidak ada cinta. Oleh karena itu cinta merupakan suatu hal yang besar yang dimana perlu penerapan dengan benar. Banyak cara mengaplikasikan cinta, diantaranya dengan menghormati, menjaga, memperhatikan, menghargai, melindungi, memberi dan sebagainya.
Dalam bercinta hendaknya kita (terutama para remaja) selalu memperhatikan etika atau norma yang ada baik norma sosial, norma kesusilaan, adat istiadat, norma hukum dan juga norma agama. Jangan pernah menodai cinta, karena cinta merupakan sesuatu yang teramat suci dan berharga.
DAFTAR PUSTAKA
Abu Al-Ghifari, Bengkel Cinta (Soal Jawab Remaja Tentang Cinta, Jodoh dan Seks), Bandung: Mujahid Press, 2004.
Abu Al-Ghifari, Pacaran yang Islami adakah?, Bandung: Mujahid Press, 2004.
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka, 1995.
Ibnu Qayyim Al-Jauziyyah, Siraman RohaniBagi yang Mendambakan Ketenangan Hati, Jakarta: Lentera, 2000.
Joko Tri Prasetyo Drs. dkk, Ilmu Budaya Dasar, Jakarta: Rineka Cipta, 1998.
Luqman Haqani, Berlabuh Hingga ke Tepian – Kado untuk Pengantin Baru, Bandung: Pustaka Ulumuddin, 2004.
M. Dahlan Al-Barry - Pius A Partanto, Kamus Ilmiah Populer, Surabaya: Arloka, 1994.
0 komentar:
Posting Komentar