--= Sekedar Coretan =--
"Katempo Ayana, Kadenge Sorana jeung Karasa Mangfaatna"

Selasa, 03 Januari 2012

Alumni dan Wahana Distribusi Kader

Istilah Senior-Junior Kian Meredup

Jasmerah!!!  Itulah tajuk pidato Ir. Soekarno sebelum lengser dari kursi kepresidenan. Pidato yang disampaikan ketika peringatan HUT RI Tahun 1966 itu merupakan ungkapan harapan dan juga himbauan kepada seluruh rakyat Indonesia supaya tidak begitu saja melupakan jasa-jasa para pahlawan yang telah mempersembahkan kemerdekaan bangsa kepada kita.

Memang benar, bahwa tidak akan ada hari ini tanpa adanya hari kemarin dan tidak akan ada kita tanpa pendahulu-pendahulu kita. Seyogyanyalah kita menghormati dan menghargai jasa-jasa para pendahullu kita yang telah melakukan berbagai macam hal sampai kita saat ini di warisi peninggalannya.

Para pendahulu, didalam dunia organisasi biasanya mendapatkan tempat "terhormat"  dengan berbagai macam gelar dan predikat yang disandangnya. apabila sang pendahulu telah meninggalkan organisasi, maka istilahnya menjadi purna atau alumni, sedangkan para pendahulu yang masih mendiami organisasi disebut senior tentunya adik angkatannya disebut dengan istilah junior.

Memang, pengistilahan senior dan junior pada akhir-akhir ini (terutama pasca bergulirnya reformasi) kurang begitu populer, sampai akhir-akhir tahun 1998 dan 1999 mungkin kita masih sayup-sayup mendengan istilah senior dan junior, namun ketika era tahun 2000-an sampai sekarang istilah tersebut kurang familiar lagi di telinga kita.

Entah siapa yang memulai pengistilahan tersebut, sampai-sampai beberapa pihak merasa tersiksa dengan keadaan seperti itu. Posisi senior seolah-olah leluasa melakukan "apapun" kepada Juniornya, dan posisi junior mau tidak mau menjadi objek penderita. Tengok saja, sebagai senjata pamungkas mempertahankan "status quo"-nya, sampai-sampai dibuat aturan yang menyebutkan : (pasal 1) senior tidak pernah salah dan (pasal 2) apabila senior salah, lihat pasal 1. Sebuah hukum alam yang -terpaksa- harus dijalani.


Alumni, dari Rekrutmen, Perawatan, Pembinaan hingga Distribusi Kader

Keberlangsungan sebuah organisasi, dapat ditentukan dari kontinyuitasnya dalam melaksanakan tiga tugas pokok organisasi. ketiga tugas pokok tersebut adalah : rekrutmen, pembinaan dan perawatan serta distribusi. Ketiga tugas tersbut hendaknya dilaksanakan secara istiqamah. (konsisten dan berkelanjutan) tanpa itu semua keberadaan organisasi tidak akan bertahan lama atau keberadaannya seperti halnya pepatah "wujuduhu ka adamihi" ada ataupun tiadanya sama saja.

Walaupun tanggung jawab tersebut merupakan tanggung jawab mutlak para pengurus, seyogyanya para alumni juga mempunyai tanggung jawab yang sama, walau hanya sebatas tanggung jawab moril. Kenapa disebut tanggung jawab moril, dikarenakan alumni harus memerankan peranannya sebagai pembimbing dan penasehat, (tapi jangan sekali-kali mencampuri urusan teknis). Tentu semua alumni dimanapun ia pernah berorganisasi tidak ingin organisasi almamaternya menjadi tinggal sebuah nama dan sebuah cerita. oleh karena itu secara tidak langsung para alumni hendaknya berperan melaksanakan tugas-tugas diatas.

Selain tanggung jawab diatas, alumni memiliki tugas melakukan pendistribusian juniornya setelah ia selesai menghidmah di organisasi tersebut. Jangan sekali-kali mendistribusikan mereka ketika mereka masih ber-organisasi karena akan mengganggu satibitas pribadi maupun komunitas organisasi. ajaklah para kader potensial untuk bersama-sama memasuki era baru di kehidupan masyarakat. Tidaklah menjadi soal ketika mereka diajak untuk masuk dunia politik, birokrasi maupun professional selama itu sesuai dengan minat dan  bakatnya. Disanalah kita akan mendapatkan dan merasakan manfaat dari organisasi yang telah kita masuki bagi diri kita.


wallahu a'lam

0 komentar: