Ditengah musim pancaroba, dimana kita sedang mencari format yang pas bagi kehidupan berbangsa, perlu sekali kiranya kita melongok kembali warisan para bapak bangsa kita, termasuk yang terbesar tiantaranya adalah Bung Karno dan Bung Hatta. Dipersatukan oleh cita-cita yang sama, kedua tokoh ini memilikikonsep kehidupan bernegara yang sama sekali berbeda.
buku ini memaparkan pertalian Bungkarno dan Bung Hatta yang merupakan yang merupakan siklus "dari dwitunggul, menjadi dwitunggal, dan akhirnya dwitanggal". "Dwitunggul, karena kedua tokoh besar ini masing-masing telah menhjadi panji-panji, menjadi "tunggul" perjuangan golongan nasionalis di masa pergerakan. mereka menjadi "dwitunggal", setelah keduanya bersatu dan menghilangkan segala perbedaan demi mencapai cita-cita bersama dan memimpin bangsanya menuju pintu gerbang kemerdekaan. tapi, akhirnya perjalanan mereka harus berakhir dengan "dwitanggal", setelah mereka saling tidak sepaham dalam banyak hal, seperti yang terjadi semula di masa pergerakan.
yang menarik, dan mungkin justru merupakan pelajaran amat berharga bagi para politisi kita sekarang adalah bahwa pertentangan itu tidak menyangkut soal pribadi, tanpa caci maki, tanpa pengerahan masa apalagi anarkis.
"jasmerah!" kata Bung Karno, "Jangan Sekali-sekali melupakan Sejarah!" Kita bahkan bisa banyak belajar dari sejarah yang penuh pertentangan antara dua tokoh besar ini.
penerbit :
PT. Gramedia Pustaka Utama
www.gramedia.com
pengarang :
Wawan Tunggul Alam, S.H.
0856-0241-6019, BJ EXPOSE Produsen Bata Expose di Batang Termurah
4 tahun yang lalu
0 komentar:
Posting Komentar