--= Sekedar Coretan =--
"Katempo Ayana, Kadenge Sorana jeung Karasa Mangfaatna"

Sabtu, 25 Oktober 2008

Jangan politisasi kampus

Istilah politisasi kampus biasanya digunakan ketika ada usaha-usaha atau kegiatan bersifat politik praktis yang berasal dari eksternal terhadap kampus. Tapi tanpa disadari secara internal banyak sikap, pola dan perbuatan mengadopsi cara-cara politik. Atau dengan kata lain banyak yang berperan seperti seorang politikus (he..he..). Kalau ini terjadi maka amat sangat disayangkan.

Dunia kampus itu sangat unik dan auranya sangat universal. Nilai-nilai etika, cara pengelolaan dan hubungan inter-personal termasuk komunikasinya sangat dijunjung tinggi. Kepercayaan, kemitraan dan pembinaan (KKP) menjadi referensi utama dalam segala aktifitasnya. Hubungan dosen-mahasiswa, dosen-karyawan, karyawan-karyawan, mahasiswa-mahasiswa, pejabat dan pimpinan-civitas akademika, apalagi antara pejabat/pimpinan mesti menjunjung nilai-nilai KKP tersebut.

Amat disayangkan jika antara pejabat menerapkan cara-cara politik dalam memutuskan sesuatu. Keputusan politis hanya ada di dunia politik, bukan di dunia pendidikan. Yang ada adalah keputusan intelektual-akademik dan keputusan lainnya. Keputusan yang dikeluarkan oleh orang-orang dengan intelektualitas tinggi dalam koridor akademik jika menyangkut urusan akademik. Dan keputusan bersifat intelektual-manajemen jika ingin memperbaiki suatu sistem. Tapi tetap berbasis intelektual. Jangan berbasis politik.

Saya sangat ngeri jika sampai ada dosen yang menggunakan cara-cara politis dalam melaksanakan pembelajaran, riset bahkan pengabdian kepada masyarakat. Rasanya tidak bisa terpikirkan cara-cara seperti itu. Tidak ada keputusan standar ganda, atau keputusan-keputusan yang harus dipahami dengan basis politik. Komunikasi inter-personal dalam dunia pendidikan seperti jalan tol. Bebas hambatan. Mudah-mudahan tidak akan terjadi lagi usaha-usaha, cara, dan sikap yang bersifat politis di dunia kampus. Semoga…

2 komentar:

Anonim mengatakan...

hal yang terjadi apabila mahasiswa menjadi apatis yang semakin individu dan tak kritis melihat keadaan sekitar !! di manfaatkan oleh politisi yang pintar menempatkan diri,sedikit cerewet agar tersampainya tujuan dan sedikit tekanan kepada pimpinan kmps, OH mungkin malah pimpinanya yang jadi politisi , objektif mmm ya sudahlah.
mungkin mahasiswa sendiri yg mempolitisasi kampus demi suatu kepentingan.

mungkin wacana kritis mau di gulirkan, tp hati yang baik akhirnya ikut mendukung krena dia adalah orang yang di berjasa.

salam kenal kang acep.

Acep K. Hidayat Susanto mengatakan...

Salam Kenal kang...
terima kasih komentarnya,
sudah menjadi realitas antara kampus, mahasiswa dan politis kadang sulit untuk di pisahkan. mahasiswa di didik di kampus guna menunaikan kewajiban akibat keputusan politis, dan kadang mahasiswa pun di biasakan bergelut dengan hal-hal yang berbau politis, didasari ataupun tidak. dalam arti sempit maupun dalam arti luas.

dewasa ini perdebatan-perdebatan mengenai hal itu menjadi sesuatu yang kurang menarik bagi mahasiswa dewasa ini... mudah -mudahan masih ada harapan untuk mahasiswa d masa yang akan datang.

nuhun