--= Sekedar Coretan =--
"Katempo Ayana, Kadenge Sorana jeung Karasa Mangfaatna"

Senin, 21 Januari 2019

Caleg yang Agamis dan Nasionalis


Klau sudah dihitung mundur seperti ini berarti 17 April 2019 itu sebentar lagi,  oleh karena itu jangan sampai inget menghitung tapi lupa di saat hari H nya...maka pastikan 17 April 2019 datang ke TPS tempat anda terdaftar di DPT.

Untuk DPRD dapil Sumedang 3 lihat PKB Partai nomor 1 dan coblos No 8 Acep Komaruddin Hidayat (paling bawah).

Untuk DPRD Provinsi Jawa Barat dapil 11 Sumedang, Majalengka dan Subang Coblos Nomor 4. H. Nasir S, Ag dari PKB

Mohon Dukungan

Mohon doa dan Dukungannya :


Acep Komaruddin Hidayat, S. Kom. 

Calon Anggota DPRD Kabupaten Sumedang Daerah Pemilihan Sumedang 3 yang meliputi Kecamatan : Conggeang, Paseh, Tomo, Ujungjaya, Jatigede dan Jatinunggal. Nomor Urut 8 dari Partai Kebangkitan Bangsa

Jumat, 14 Desember 2018

Team Work

Mereka menyebutnya sebagai "Team Work", seakan-akan menjadi spirit baru dalam sebuah aktivitas untuk mencapai kesuksesan tujuan yang diimpikan. Padahal kita dari jauh-jauh hari sudah mengenalnya sebagai "Kerja Sama" dan "Gotong Royong" yang bahkan menjadi jati diri bangsa yang kian kemari kian memudar.

Mari kita pererat lagi tali silaturahmi kita supaya Kerja Sama dan Gotong Royong tersebut bisa tetap menjadi wasilah untuk menyatukan masyarakat demi Kebangkitan Bangsa dan Negara Kesatuan Republik Indonesia ke arah yang lebih maju lagi.

Selamat hari Jum'at, semoga Jumat ini menjadi Jum'at yang lebih berkah bagi kita semua. Aamiin.

#PKBSatukanIndonesia

Jumat, 10 Agustus 2018

Garda Bangsa Serakhan dua SK Ranting Di Pemakaman

Dewan Koordinasi Anak Cabang (DKAC) Gerakan Pemuda Kebangkitan Bangsa Kecamatan Conggeang, pada hari selasa 7 Agustus 2018 melakukan penyerahan dua buah SK untuk Kepengurusan Dewan Koordinasi Ranting (DKR) Garda Bangsa Desa Conggeang Kulon dan Desa Karanglayung di Tempat Pemakaman Umum (TPU) Kebon Eurih Dusun Cibodas Desa Conggeang kulon Kecamatan Conggeang.

Kegiatan tersebut bukan tanpa dasar, karena pada hari itu DKAC Garda Bangsa Conggeang melakukan bhakti sosial bersih-bersih makam dalam rangka menyambut HUT Proklamasi Kemerdekaan Indonesia ke-73.

SK untuk dua DKR tersebut diserahkan langsung oleh Sekretaris Dewan Koordinasi Cabang (DKC) Garda Bangsa Kabupaten Sumedang Acep Komaruddin Hidayat yang didampingi oleh beberapa pengurus DKC dan DKAC Garda Bangsa Conggeang.

Acep mengungkapkan bahwa kegiatan tersebut merupakan kegiatan pertama kali yang dilakukan oleh Garda Bangsa. “Kegiatan Bersih-bersih Makam ini merupakan kegiatan pertama yang dilakukan oleh Garda Bangsa di Kabupaten Sumedang, memang di beberapa kecamatan juga Garda Bangsa sering melakukan bhakti Sosial seperti santunan anak yatim, pembagian sembako dan yang lainnya, namun kegiatan bersih-bersih makam ini merupakan kegiatan yang mertama”. Ungkapnya.

Acep juga berharap agar kegiatan-kegiatan yang kreatif dan inovatif seperti itu tidak hanya berhenti sampai disini apalagi yang berkaitan langsung dengan masyarakat, tapi harus dilaksanakan secara rutin termasuk juga mengadakan kegiatan-kegiatan yang lainnya.

Rabu, 28 Juni 2017

Organisasi itu tempat orang bekerja sama dan sama-sama Bekerja.

Aneh campur kaget, itulah barangkali ungkapan yang bisa disampaikan ketika ada seseorang yang memberikan statemen "organisasi ini cukup dijalankan oleh beberapa orang saja, tidak cukup banyak-banyak"

Ya... aneh. aneh karena ucapan itu keluar dari orang "organisatoris" yang mempunyai posisi dimana-mana sebagai pucuk pimpinan.  Entah... Apakah ucapan itu keluar dari hasil analisanya atau sebagai pembenaran saja karena malu yang bersangkutan tidak pernah aktif.

Komposisi dan struktur organisasi di tiap tingkatan itu berbeda beda, kebutuhannya disesuaikan situasi dan kondisi, jumlah personelnya pun sama, dan makin bawah tingkatan organisasi makin sedikit pula jumlah struktur dan personelnya.

Dengan alasan tertentu, organisasi ada yang menganut sistem akomodatif sehingga jumlahnya sangat gemuk, dan ada pula yang menerapkan efisiensi dengan merampingkan struktur dan jumlah orang yang mengisi struktur tersebut.

Seluruh struktur dan posisi, baik posisi atas maupun bawah, posisi harian atau bidang/departemen, koordinator maupun anggota, sama-sama memiliki tugas dan tanggung jawab, harus punya eksistensi karena toh jabatan apapun harus dipertanggung jawabkan. Apalagi jika menjadi seorang muslim, posisi dan jabatan itu adalah amanah dan apabila kita menyia-nyiakan amanah (khianat) kita termasuk kedalam golongan orang-orang munafik.

Belum lagi, setiap masuk organisasi, kita selalu mengisi dan menandatangani pakta integritas. Sebuah pernyataan dan janjil yang mau tidak mau harus ditepati. Dan apabila kita tidak melaksanakan janji tersebut, khianatlah kita.

Oleh karena itu, mari kita berusaha untuk bekerja sesuai dengan ketentuan dan aturan, karena posisi menimbulkan konsekuensi.

Sabtu, 07 November 2015

SIFAT JURIG ANU KUDU DITURUTAN KU JELEMA

TUYUL : Sanajan can sakola tapi geus bisa ngala duit sorangan
KUNTI : Sanajan hirup susah tapi tetep di sangharepan ku seuri jeung seuseurian
NYI RORO KIDUL : Sanajan cicing di laut, bajuna tetep sopan tara kabita make bikini
BUTA HEJO : teu boga kasakit maag kusabab disiplin dina waktu dahar
POCONG : Boga prinsip sederhana tara gunta ganti baju sanajan di griya loba piliheun
JURIG JARIAN : tetep satia maca tulisan ieu nepi ka beres bari dina jero hatena sura-seuri sorangan

Jumat, 16 Oktober 2015

Intruksi Seknas Pendamping Desa

Sekretariat Nasional penerimaan pendamping desa kemarin telah menginteruksikan seluruh calon pendamping desa seluruh Jawa barat, agar bersabar menanti kelanjutan tahapan seleksi. Sabar... sabar, sing salabar nya! Hihihi....

Minggu, 11 Oktober 2015

Kiyai Wahab dan Nasionalisme

Kiyai Wahab (Abdul Wahab Chasbullah) merupakan nasionalis sejati, tidak salah apabila beliau dianugerahi gelar pahlawan nasional. Jasa-jasa beliau baik di zaman penjajahan Belanda, Dai Nippon, maupun pada masa revolusi fisik, jelas2 tak terbantahkan. Apalagi di era pemerintahan Presiden Soekarno (Bung Karno) yang cenderung di infiltrasi golongan kiri (Komunis/PKI), Mbah Wahab senantiasa menjaga keseimbangan politik (dengan segala resiko) agar pancasila tetap utuh sebagai Dasar Negara, dan tidak tergantikan oleh idiologi komunis.

Nasionalisme Islam, merupakan sebuah konsep Kiai Wahab tentang praktik kenegaraan yang dipadukan dan didasarkan dengan motivasi keagamaan.

Nasionalisme Islam yang dikembangkan oleh Kiai Wahab telah mengoreksi paham nasionalisme barat sekuler. Sebab sebagaimana diketahui, nasionalisme selama ini dibenturkan dengan agama akibat trauma masyarakat eropa dengan dominasi greja abad pertengahan. Dengan mendasarkan kebangsaan dari nilai-nilai Islam, Kiai Wahab telah meletakkan dasar bagi konsep nasionalisme religius, dan Islam yang nasionalis.

Nasionalisme Islam Kiai Wahab ini memuat dua makna. Disatu sisi kecintaan pada tanah air dan pembelaannya dari penjajah, pun juga atas kenyataan historis-kultural, bahwa wilayah nusantara secara sosiologis merupakan wilayah Islam  (dar al-islam) sebab didalamnya umat muslim bebas melaksanakan syariah, serta pernah berkuaaanya kerajaan-kerajaan Islam Nusantara dimana hukum islam ditegakkan.

Disisi lain, nasionalisme menempatkan perspektif politik sunni sebagai kekhasan Islam didalam paham nasionalisme. Kekhasan ini merupakan kebutuhan kaum sunni akan pemerintahan yang sah, untuk mengundangkan syariah Islam. Tentu pengundangan ini dilakukan hanya terhadap hukum yang bisa diundangkan  (wadh'ul ahkam fi halati imkaniyyati wadh'ihi). Oleh karena itu, orientasi nasionalisme sunni tidak semata pendirian negara modern demi kebaikan publik dalam sistem demokrasi, melainkan penegakan hukum Islam serta penjagaan kehidupan agama.  Ini terkait dengan tujuan pendirian  negara menurut sunni yang dipahami sebagai penerusan misi kenabian, yakni penegakan syariah dan perwujudan kemaslahatan umat, sebagaimana diisyaratkan oleh al-mawardi. Dalam kerangka ini, fikih menjadi metode utama dari pemikiran dan penentuan sikap politik sunni.

Dalam kerangka NU, Nasionalisme Kiai Wahab menunjukkan bahwa pendirian NU memiliki motivasi gerakan kebangsaan. Ini terlihat dari rentetan pendirian Nahdlatul Wathon yang merupakan gerakan pertama yang menjadi embrio dari Nahdlatul Ulama.